Tragedi Penikaman di Kereta Tokyo Saat Halloween
Siapa sangka hari halloween yang sedang dirayakan dengan meriah di kota Tokyo, justru menjadi suatu malapetaka dikarenakan tragedi penikaman di kereta Tokyo?
Penumpang kereta Keio Line dengan tujuan Shinjuku dibuat ketakutan dengan munculnya seorang pemuda berpakaian seperti “Joker”, yang tiba-tiba melakukan penusukan terhadap beberapa orang. Korban yang terluka akibat kejadian ini kurang lebih ada 17 orang. Pemuda tersebut selain melakukan penusukan, juga berupaya membakar kereta dengan menyiramkan suatu cairan di beberapa sudut gerbong.
Sumber gambar: siz33@twitter
Seorang penumpang laki-laki, yang berjarak sekitar satu meter dari pelaku, mengatakan pisau yang dibawa oleh pelaku tampaknya bernoda darah palsu. Jadi dia berpikir bahwa Hattori sedang melakukan lelucon halloween.
Polisi menetapkan Kyota Hattori (24 Tahun) sebagai pelaku penusukan di kereta jurusan Keio-Shinjuku. Saat ditangkap, Hattori mengatakan bahwa dia sengaja melakukan percobaan pembunuhan ini agar diberi hukuman mati. Hattori juga mengaku bahwa dia telah memiliki keinginan untuk dihukum mati sejak bulan Juni lalu.
Anehnya, Hattori bukannya menyesal karena telah melakukan tindakan percobaan pembunuhan, tapi dia justru menyesal karena telah gagal membunuh seorang pun dalam serangan tersebut. Dia juga mengatakan motifnya melakukan tindakan tersebut dikarenakan dia telah gagal dalam pekerjaannya dan sedang memiliki masalah dengan teman-temannya.
Sumber gambar: nippon.com
Menurut polisi, Hattori merujuk sebuah insiden pada bulan Agustus lau di kereta komuter Odakyu Electric Railway di Tokyo di mana seorang pria menikam 10 penumpang. Belajar dari kejadian tersebut, Hattori menggunakan cairan pemantik karena minyak goreng yang digunakan dalam insiden Odakyu tidak menyala.
Dalam kesaksiannya kepada polisi, Hattori mengaku memilih kereta ekspres karena memiliki jarak yang lebih jauh antara stasiun pemberhentian. Saat petugas polisi memasuki gerbong kereta tempat pelaku duduk, pelaku terlihat tidak menolak untuk ditahan.
Sumber: Kyodo, Japan Times, nippon.com