Kisah unik perampok membayar tagihan saat aksi
Kisah unik perampokan ini terjadi di Jepang. Siapa sangka seorang perampok akan membayar tagihan telepon ditengah aksinya. Tentu takkan ada orang yang menyangka.
Sudah menjadi hal yang lazim jika perkotaan Jepang memiliki banyak sekali toko serba ada. Dengan berbagai layanan yang ditawarkan, Titipers tidak akan kesulitan untuk mencari fotokopi maupun ayam goreng disana.
Banyaknya toko serba ada di perkotaan Jepang telah menjadi kemudahan tersendiri. Namun, hal ini juga memungkinkan terjadi perampokan di beberapa toko sekaligus jika perampok itu berani.
Betul saja, pada 11 Januari lalu, seorang pria berusia 20 tahun yang tinggal di kota Osaka ditangkap karena mencoba merampok empat toko serba ada dalam rentang waktu sekitar 20 menit.
Menurut penuturan polisi, toko pertama diserang pukul 03.00 pagi waktu setempat, saat itu dia diduga mengancam pegawai toko dengan pisau dapur berukuran 20 centimeter (8 inci) dan meminta mereka untuk menyerahkan uang. Setelah dia berhasil melarikan diri dengan uang tunai 60.000 yen (6.900.000 rupiah), lalu dia mencoba untuk merampok tiga toko lainnya dalam waktu kurang dari setengah jam.
Tidak ada keterangan jelas mengenai perampokan di tiga toko selanjutnya. Tetapi tidak ada korban luka dalam aksi perampokan ini.
Jika menurut Titipers perampokan itu kurang cepat, ternyata ditengah aksinya tersangka juga menyempatkan untuk berhenti diantara aksi perampokannya di toko yang ketiga dan keempat. Alih-alih mengancam pegawai toko tersebut, dia justru meminta pegawai toko untuk melayani pembayaran tagihan teleponnya menggunakan uang yang telah dicuri beberapa menit sebelumnya.
Momen yang bertanggung jawab itulah yang justru membuat kejahatannya terungkap.
Setelah perampokan pertama, polisi menggunakan rekaman CCTV untuk melacak pergerakannya. Keempat toko tersebut berada pada radius 500 meter. Kemudian polisi dapat mengidentifikasinya dengan mudah melalui catatan transaksi pembayaran tagihan teleponnya. Setelah tertangkap pelaku mengakui telah melakukan kejahatan tersebut. Dia mengatakan bahwa, dia melakukannya karena memiliki masalah keuangan. Terlepas dari permasalahannya, para pembaca berita justru tidak terlalu mengasihaninya dan justru memberikan komentar-komentar yang unik.
“Akan lucu jika dia mencoba membayar di toko yang dia rampok.”
“Setelah tiga kali berhasil, dia pasti merasa tak terkalahkan.”
“Itu sangat bodoh, itu mengesankan.”
“Aku ingin tahu apakah dia memiliki kecanduan smartphone.”
“Dengan empat perampokan, dia mengalami masa-masa sulit.”
“Sepertinya dia merasa risiko tidak memiliki ponsel lebih buruk daripada melakukan perampokan.”
“Ini seperti Grand Theft Auto di kehidupan nyata.”
Mungkin video game mempengaruhi aksi tersebut, bukan karena kejahatannya, akan tetapi karena mentalitas pelakunya. Dia mungkin mengira bahwa hanya perlu beberapa menit untuk menghilangkan bintang di bagian atas layar setelah melakukan kejahatan. Setelah bintang itu hilang dia dapat menjalani kehidupan normal kembali.
Di video game Grand Theft Auto (GTA) Titipers bisa menghilangkan bintang setelah melakukan kejahatan atau mungkin juga bisa menggunakan cheat untuk menghindari polisi. Namun, sayang sekali hal itu hanya terjadi di video game.
Jika benar video telah mempengaruhi, Maka kita berhutang budi pada video game karena telah membuat orang kurang lihai dalam melakukan kejahatan.
Jangan lupa, ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: Soranews24
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang