Surat kabar Mainichi Shimbun melaporkan pada hari Selasa (4/10) bahwa Tsuguhiko Kadokawa (79), Presdir perusahaan penerbitan Kadokawa bermaksud untuk mengundurkan diri dari perusahaan karena terlibat kasus suap Olimpiade Tokyo. Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Tokyo telah mendakwanya pada Selasa pagi (4/10) atas dugaan suap Olimpiade Tokyo. Mainichi Shimbun menyatakan mengetahui niat ketua melalui tim pembelanya.
Perusahaan belum secara resmi mengkonfirmasi pengunduran diri tersebut, tetapi telah mengonfirmasi dakwaan tersebut. Mereka telah memposting siaran pers mengenai dakwaan tersebut, yang menyatakan:
“Kami menanggapi masalah ini dengan sangat serius, dan meminta maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait termasuk pembaca, pelanggan, penulis, pencipta, mitra bisnis, pemegang saham, dan investor kami atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh masalah ini.”
Perusahaan menyatakan akan mengadakan konferensi pers tentang situasi pada 5 Oktober pukul 5:00 sore. waktu Jepang (17:00 WIB).
Tsugihiko Kadokawa merupakan putra mendiang pendiri perusahaan penerbit Kadokawa. Dia memberikan pernyataan pengunduran dirinya pada sebuah media Jepang. ”Saya merasa saya harus memikul tanggung jawab. Kadokawa menghadapi tantangan serius, dan kepemimpinan baru dibutuhkan untuk mengatasinya,” ujarnya.
Dia sendiri membantah tuduhan kasus suap Olimpiade Tokyo tersebut pada sebuah pernyataan seperti dikutip dari Mainichi Shimbun. “Saya tidak pernah terlibat korupsi. Saya ingin mengungkapkan kebenaran di persidangan dan memperjelas bahwa saya tidak bersalah,” kata pernyataannya.
Penangkapan Tsuguhiko Kadokawa Terkait Kasus Suap Olimpiade Tokyo
Tsuguhiko ditangkap pada 14 September karena dicurigai menyuap mantan anggota panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020. Jaksa mengatakan bahwa perusahaan-nya terus menyangkal tuduhan tersebut sejak penangkapan Tsuguhiko Kadokawa.
Perusahaan tersebut diduga membayar sekitar 69 juta yen (sekitar US$480.000 atau 7,26 miliar rupiah) kepada konsultan yang terkait dengan Haruyuki Takahashi (78), yang ditangkap pada bulan Agustus karena dicurigai menerima suap dari perusahaan untuk mengamankan sponsor mereka di Olimpiade.
Perusahaan itu milik Kazumasa Fukami (73), yang pernah bekerja sama dengan Takahashi di Dentsu Inc. sebelum Takahashi menjadi anggota panitia penyelenggara Olimpiade. Takahashi diduga menggunakan jaringan kontaknya di Dentsu, yang ditugaskan oleh panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo untuk memilih dan menangani sponsor, untuk mengamankan posisi Kadokawa.
Kadokawa menjadi “pendukung resmi” Olimpiade pada bulan April 2019 dan menebitkan program-program resmi dan buku-buku terkait Olimpiade. Menurut sumber investigasi, Kadokawa menandatangani kontrak dengan agen konsultan untuk membayar 70 juta yen dalam 10 kali pembayaran mulai dari bulan Mei 2019. Sebagai dari uang itu dipercaya dikirimkan untuk Takahashi.
Japan Times sebelumnya melaporkan bahwa Tsuguhiko Kadokawa mengklaim kepada wartawan bahwa uang itu hanyalah biaya konsultasi dan bahwa “sama sekali tidak ada pengakuan dari pihaknya bahwa uang itu merupakan suap.”
NHK melaporkan bahwa menurut sumber investigasi, Takahashi menolak dugaan penyuapan, sementara pendiri Aoki Holdings, Hironori Aoki mengakui dugaan tersebut.
Kadokawa mengumumkan dalam konferensi press pada hari Selasa bahwa mereka menganggap menganggap masalah ini sangat serius dan akan bekerjasama penuh dengan para pihak berwenang. Perusahaan tidak akan berkomentar mengenai detail kasus ini sementara investigasi masih berjalan.
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang