Setiap tahun di Jepang selalu ada beruang yang terlihat. Baru-baru ini, beruang lebih sering muncul di daratan, tepatnya di tempat tinggal beruang hitam Asia dan di Hokkaido. Hokkaido merupakan rumah bagi beruang cokelat Ussuri atau dikenal sebagai beruang coklat ezo.
Meskipun kedua jenis beruang tesebut berbahaya, beruang cokelat lebih ganas karena ukurannya lebuh besar dan juga jika bertemu dengan beruang cokelat dapat mengakibatkan cedera. Serangan beruang terburuk dalam sejarah Jepang dilakukan oleh beruang cokelat. Beruang tersebut membunuh tujuh orang dan melukai tiga orang lainnya di pemukiman Hokkaido selama lima hari.
Serangan tersebut dikenal dengan “Insiden Beruang Cokelat Sankebetsu”. Kejadian tersebut juga sering disebut sebagai insiden beruang coklat Tomamae atau serangan beruang Rokusensawa karena terjadi di Rokusensawa, Sankebetsu, di kota Tomamae di Hokkaido.Insiden tersebut terjadi lebh dari 1 abad yang lalu, antara 9-14 Desember 1915. Penduduk setempat bertekad untuk melestarikan kisah itu sebagai peringatan bagi orang lain.
Seorang wartawan Soranews24, Saya Togashi, mengunjungi tempat beruang itu berada. Awal musim panas ia dan rekannya pergi ke Hokkaido. Di tengah perjalanan, mereka mampir di Tomamae Town Folk Museum untuk belajar lebih banyak mengenai sejarah kota dan masyarakatnya yang telah lama hidup berdampingan dengan beruang. Di museum tersebut mereka juga belajar mengenai insiden beruang yang terjadi di hutan belantara Tomamae. Meskipun detail mengenai insiden sedikit berbeda dari sumbernya, pada 9 Desember 1915 beruang cokelat raksasa yang belum hibernasi menyerang salah satu tempat tinggal dan membunuh dua orang.
Malam itu, beruang kembali. Penduduk kota telah berkumpul untuk menjaga pemukiman dan mampu menghentikan beruang menyerang salah satu gubuk keluarga. Namun, beruang itu pindah ke gubuk yang berbeda, di mana ia menyerang dan membunuh lima orang.
Ketika banyak beruang terlihat, seorang pemburu beruang terkenal bernama Yamamoto Heikichi berhasil membunuh hewan tersebut pada 14 Desember. Insiden itu kemudian menginspirasi novel, manga, dokumenter, drama, dan bahkan film berjudul Yellow Fangs yang disutradarai oleh Sonny Chiba.
Setelah dari museum, Saya Togashi dan rekannya kemudian pergi ke tempat insiden itu terjadi. Letaknya sekitar 25 kilometer (15,5 mil) dari museum. Ujung jalan tersebut diset “Jalan Beruang” yang membentang dari pusat kota ke pegunungan. Ujung dari jalan tersebut adalah wilayah beruang.
Terlepas dari sejarah daerah yang mengerikan dan tanda-tanda di sepanjang Jalan Beruang membuktikan bahwa gambar beruang yang lucu benar-benar dapat menenangkan saraf dan membantu melupakan fakta bahwa mereka bisa menjadi binatang pemakan manusia.
Terdapat sebuah rambu-rambu atau penanda dengan gambar beruang yang menunjukkan bahwa tempat tersebut merupakan permukiman tempat tragedi itu terjadi. Tempat tesebut dikenal sebagai Jembatan Uchidome atau Jembatan Pemberhentian Panah. Nama tersebut diberikan oleh pemburu yang pertama kali berhasil menembak beruang pada insiden tersebut, yang akhirnya membantu menghentikan serangan beruang di pemukiman.
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: soranews24
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5055″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]